SWOT , Why Not T.O.W.S




SWOT, singkatan dari Strength, Weakness, Opportunity and Threat adalah alat manajemen (management tool)yang banyak dipakai untuk melakukakan perencanaan ke depan dengan cara menganalisis Kekuatan (Strenght) maupun Kelemahan (Weakness) yang dimiliki baru kemudian melihat Peluang (Opportunity)dan Ancaman (Threat) yang akan menghadang. Dengan mengetahui ke 4 aspek itu orang lalu menetapkan tujuan ataupun sasaran yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu.

Alat ini begitu digandrungi dan sangat berkibar di segala jenis organisasi karena dinilai sangat realistis dan mudah melakukannya. Karena itu hampir tak ada manager dan profesional yang tidak mengenalnya, terutama di Indonesia.

Tetapi tahukah kita kalau alat itu punya 2 in 1 kelemahan yang sangat mendasar. Yep, I mean it! Kelemahan Mendasar karena menyangkut masa depan manusia dan kemanusiaan itu sendiri!

Kelemahan SWOT yang pertama menyangkut target atau sasaran pencapaian. Coba anda amati berbagai perencanaan seperti RKAP (Recana Kerja dan Anggaran Perusahaan) anda misalnya, atau juga APBN negara kita. Semua perencanaan itu menggunakan SWOT atau paradigmanya sebagai salah satu alat utamanya. Apa yang anda temui? Target yang dipatok SELALU bersifat incremental, mediocre atau berskala prosentase, misalnya naik 15 % daripada periode sebelumnya, bukan? Lalu, apanya yang salah?!

Coba anda bandingkan dengan visi organisasi anda (kalau RKAP) atau Tujuan Negara kita yang tercantum dalam Preambule UUD '45 (untuk APBN). Banyak organisasi bisnis, terutama BUMN, mencantumkan visi sebagai "World Class Company" atau Berkelas Dunia dalam bidangnya masing-masing (terlebih 4 atau 5 tahun yang lalu karena demam globalisasi sehingga harus bersaing dalam skala dunia). Nah, dengan kenaikan yang bersifat incremental seperti itu akankah perusahaan itu bisa mencapai tataran kelas dunia, sementara perusahan berkelas dunia sudah berada sangat jauh diatas mereka dalam segala aspek manajemen termasuk sistem operasi, budaya kerja dan (tentu saja 'bottom-line'nya) profit.

Ibarat kita berjalan merangkat sedangkan perusahan kelas dunia berlari kencang dan makin kencang karena penemuan dan kemajuan teknologi yang affordable bagi mereka. Sementara kita tertatih-tatih tak mampu memanfaatkannya. Jelaslah, kalau mau jadi kelas dunia harus melakukan "LOMPATAN" tinggi dalam penetapan target dan CARA mencapainya.

"Kalau begitu, rubah saja visinya," sepertinya anda membatin begitu (maaf kalau salah). Sayangnya kita tak bisa tidak harus menjadi berkelas dunia kalau tidak mau mati dan punah, karena globalisasi sudah bagaikan tsunami yang menerjang ganas.

Demikian pula halnya dengan Tujuan Negara kita khususnya pada aline 4 preambule yakni menciptakan rakyat yang sejahtera, adil dan makmur. Itu tak akan tercapai dengan hanya menyusun RAPBN yang bersifat Incremental itu. Betapa tidak, dengan GNP per kapita kita yang sekarang cuma berkisar US$1.300-an kapan kita bisa sejahtera dan makmur kalau ukuran sejahtera manusia masa kini (padahal kebutuhan akan terus meningkat) saja sekitar US$7.000 - 10.000. Bandingkan dengan negeri tetangga Malaysia (US$5.000, th.2005) dan Singapura (US$28.000, th.2005). Apa visi negara mau diganti juga? Bisa-bisa rakyat cari negara yang punya visi memakmur-sejahterakan mereka nantinya.

"Lha kan kita sudah melakukan reformasi?" kata yeman saya. Iya reformasi dalam kata dan kulit saja, kalaupun ada sangat bersifat artifisial atau tampak luar saja (lihat "Perubahan Artifisial" pada artikel 'Proses Transformasi' disini http://semua-hebat.blogspot.com/2008/12/proses-transformasi.html). Buktinya, ya itu tadi RAPBN yang naiknya incremental tertama dalam GNP per kapita.

Semua itu karena paradigma dan tool yang digunakan adalah dengan pendekatan SWOT, alasannya sederhana: yakni itulah yang realistis! Dengan kata lain adalah mustahil melakukan lompatan wong negara kita ini rakyatnya saja lebih dari 240 juta. Silakan lihat lagi soal 'mustahil' pada artikel sebelumnya You Say Why, I Say Why Not.

Kesalahan kedua dengan menggunakan pendekatan SWOT adalah kecenderungan untuk menyangkal perintah Tuhan! Lho..kok begitu!

Ok, silakan baca artikel berikutnya soal penyangkalan itu dalam "SWOT yang bikin SEWOT Tuhan".

Quizz: "Apa istilahnya untuk perubahan yang bersifat sementara dan kemudian kembali seperti semula lagi?"

Salam Sewot eh S.O.B.A.T

2 comments: